Senin, 18 April 2016

Antusiasme Peserta Workshop Pengembangan Media dan Metodologi PAI Berbasis ICT



Kegiatan pelatihan selama ini lebih besifat formalitas, hanya demi mendapatkan sertifikat, setelah pelatihan (baca: diklat, workshop, seminar, dan sejenisnya), hanya sedikit yang kemudian diimplementasikan dalam tupoksinya, dalam hal ini sebagai guru pendidikan agama Islam, atau bahkan tidak sama sekali.
Satu hal yang sangat menggembirakan adalah semangat untuk mengikuti sesuatu, karena ini menjadi indikasi akan jaminan keberlanjutan suatu kegiatan apalagi yang bersifat pelatihan. Kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh MGMP PAI SMP Kota Tangerang di Wisma Tamu Puspiptek (WTP) Serpong Tangerang Selatan, tanggal 14-16 April 2016 diharapkan seperti itu, agar tidak mubazir, yang hanya menghabiskan uang dan waktu.
Kegiatan workshop kali ini terlihat begitu berbeda dari kegiatan-kegiatan worshop sebelumnya yang pernah diikuti para peserta, baik yang berkaitan langsung dengan Guru Pendidikan Agama maupun yang bersifat umum, baik yang diselenggarakan oleh internal MGMP maupun instansi lainnya. Sebagai contoh ada materi yang berkaitan dengan ICT di Internet dan Implementasi Google Apps dalam pembelajaran PAI yang dipandu oleh AGTIFINDO, peserta worshop begitu larut dalam kegiatan bahkan sampai jam 23.30 WIB yang biasanya jam 21.00 saja sudah “ngantuk”, tetapi kali ini sangat bersemangat hanya yang disayangkan adalah jaringan internet yang tidak mendukung. Bagitu juga dengan penyajian materi Metodologi Tamyiz, semua peserta dibuat seperti anak-anak bermain, tak sadar waktu terus berjalan padahal panggilan shalat Jum’at sudah berkumandang, jangankan mengantuk, yang tadinya kepalanya pusing saja jadi sembuh, semangat mengikuti arahan nara sumber.
Segudang harapan, sejuta keinginan. Tetapi yang pasti semua kembali kepada mindseat manusianya, Allah SWT kemudian berkenan memberi jalan dan kekuatan. Amin




Keunikan GPAI SMP



Istilah ayah kandung dan ayah tiri sudah menjadi “trending topic” dari zaman “baheula”. Ini bisa jadi dialami oleh Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum (baca: SMP), entah itu yang NIP 13 maupun NIP 15 jika mengacu kepada NIP zaman “baheula”. Selintas ini tidak jadi masalah, tapi dari sisi tertentu bisa jadi sedikit masalah. 
Suatu ketika MGMP PAI SMP Kota Tangerang akan mengadakan suatu kegiatan, sebut saja workshop yang memang harus diikuti oleh seluruh Guru Pendidikan Agama Islam SMP se-Kota Tangerang. Kegiatan tersebut kebetulan dilaksanakan di luar Kota Tangerang yakni di Kota Tangerang Selatan tepatnya di Wisma Tamu Puspiptek (WTP) Serpong Kota Tangerang Selatan. Panitia “agak” bingung menentukan pejabat mana yang akan dihadirkan yang tentu saja tidak hanya sekedar hadir tetapi memberi sambutan, membuka secara resmi, memberi pengarahan, menutup secara resmi, dan lain sebagainya. “Sebetulnya sih” yang lebih membuat bingung adalah alokasi dana untuk masing-masing pejabat yang hadir, maklum anggaran terbatas dan uangnya masih di “awang-awang”.
Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (baca: SMP di Kota Tangerang) punya ayah, namanya “Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang” dan ayah yang satunya lagi bernama “Kementrian Agama Kota Tangerang”, juga punya paman yang namanya “Bidang Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang”, dan ada lagi paman yang satunya bernama “Seksi PAIS Kemenag Kota Tangerang”.
Tetapi, yang jelas tidak ada yang seberuntung kami, GPAI yang punya dua ayah, dua paman, bisa jadi saudara kandung, saudara misan, keponakan, dan seterusnya.


EFEK SAMPING MENGIKUTI WORKSHOP




Berbicara tentang sesuatu yang ideal mudah saja, apalagi zaman sekarang ada istilah “copas” atau “copaz”. Yang tidak mudah adalah bicara fakta tanpa rekayasa, ini terlihat ketika sesama hamba Allah bertemu dalam satu kegiatan positif, saling berbagi ilmu dan pengalaman, saling senyum sapa, ada jalinan siaturrahim. Sesaat lupa kepenatan tugas sehari-hari, lupa masalah-masalah pribadi, tetapi mudah-mudahan “sih” suami tak lupa isteri, dan sebaliknya isteri tak lupa suami.
Ini dia “efek samping” mengikuti kegiatan di luar jam dinas.









MATERI "SELANG SELING"







Pembukaan workshop memang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang, Bapak Drs. H. Akhmad Luthfi, tetapi sebelumnya sudah disampaikan terlebih dahulu materi sesi 1 yaitu yang disampaikan oleh Kepala Seksi PAIS Kemenag Kota Tangerang, Bapak Drs. H. Nurhasan, M.Si.
Ini menarik, materi workhsop disampaikan sebelum acara dibuka secara resmi. Diumpakan memakai pakaian yang dipakai terlebih dahulu baju, setelah itu memakai kaus dalam. “Oh ya….” Tetapi tidak perlu risau apalagi “galau”. Indonesia itu negara kaya, kaya akan segalanya termasuk kaya akan trik dan taktik.
Dan yang paling penting dari semua itu adalah kegiatan ini begitu kaya akan nuansa baru yang sangat inspiratif (tentunya untuk guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kota Tangerang).